Saturday, June 10, 2006

KAMPUNG HALAMAN OH KAMPUNG HALAMAN


PANTAIKU


Pada waktu kecil, sekitar tahun 1979an, aku ingat kebetulan kami punya rumah dekat Pantai Bintuhan, dimana pantainya begitu luas menghadap laut lepas, putih bersih dan asri. Setahun yang lalu aku balik ke Bintuhan, betapa terperangahnya aku, melihat kondisi Pantai PS. Lama Bintuhan. Sedih rasanya, dimana pantaiku sudah terkikis habis oleh dentuman ombak. Lebih mengagetkan lagi ke arah Pantai Cukoh (Pantai Baru), dulu ada Benteng & Mercusuar peninggalan Zaman Inggris. Namun sekarang sudah di tengah lautan. Padahal dulu posisinya masih di dalam hutan. Disamping abrasi yang mendominan pantai tersebut, oleh penduduk sekitar pasirnya di ambil untuk dijadikan bangunan rumah dan karang-karangnya juga ikut diambil sebagai pondasi rumah. Akankah hal ini terus akan terjadi...?? (Bang Risman)

Kalau soal menikmati pantai masa kecil, bagaimana kami yang generasi masa kecilnya tahun 50an, dibandingkan dengan pantai kita sekarang, gersang, kosong, kotor dan keruh, tidak ada apa-apanya lagi. Tidak ada lagi tempat untuk berayun2 di pohon yang menjorok ke laut sambil makan dan memberi makan ikan warna warni berenang di bawahnya. Ulat Lantung, Rumput Laut (Luku') Tidak ada lagi sekarang. Ada hanya sedikit sekali. Sedangkan di Singapura dan Malaysia (sebagai bahan kosmetik). Harga Ulat Lantung & Rumput Laut sangat sangat mahal. Dulu sangat mudah mendapatkannya, di nikmati sebagai di sayur mayur maupun sebagai ulam makan seperti Luku' Cabi. Begitu juga dengan LineNew (Linau), SwimBath (Sambat) dan lain sebagainya nama2 peninggalan Inggris. Pantai yang kurang terawat, malah sepertinya terkikis juga oleh abrasi. (Ayu Ipah)

(Di Kompas, Selasa 6 Juni 2006 hal. 24)
Bupati kita
yang baru, Pak Warman Suwardi, mengatakan bahwa ruas jalan lintas barat wilayah Kab. Kaur terancam putus. Badan jalan nasional ini tidak stabil karena tingginya abrasi akibat digerus ombak. Lokasi tepatnya di pantai Way Hawang, Pantai Linau, dan Pantai Merpas, tinggal beberapa meter lagi dari bibir pantai. Selain karena ganasnya ombak laut, katanya, aktivitas penambangan batu karang dan batu apung secara liar juga kontribusi lajunya abrasi.
Tingginya abrasi ini mengancam penduduk di
sekitarnya. Pada saat air pasang, dapat menggenangi rumah penduduk. Kabupaten Kaur sudah menganggarkan dalam APBD untuk membangun tanggul, dan juga sudah minta bantuan Pangkalan TNI AL Bengkulu untuk mengamankan batu karang dan batu apung di sekitarnya pantai tersebut. Apa yang dapat kita sumbangkan dalam mengatasi abrasi ini ?????? (Bang Oly)

No comments: